Articles

Ayo Membuka ‘Jendela-jendela’ bagi Anak-anak Kita


Apa tugas utama orangtua bagi anak-anak yang mereka kasihi? Amelia dan Sandy Suryanto, suaminya, menyimpulkan bahwa jawabannya adalah: Mendampingi anak-anak agar bisa menemukan ‘momen-momen’ dimana mereka bisa berjumpa secara pribadi dengan Tuhan. dan ketika segala upaya telah dijalankan dengan sungguh-sungguh, kita pun suatu saat akan dibuat takjub ketika Tuhan Yesus sendiri hadir, menyapa, dan mentransformasi kehidupan anak-anak kita.
Perjumpaan personal semacam itu memang bisa saja baru terjadi setelah bertahun-tahun. Tetapi, kadang bisa juga terjadi saat usia anak masih sangat belia sehingga orangtuanya justru jadi bertanya-tanya: Benarkah Tuhan telah menyapa dan memberi pencerahan pada anak kami pada usia yang demikian muda?

Berikut adalah sharing yang disampaikan Amelia tentang apa yang telah terjadi pada putranya Kenzo Sebastian Liao yang sehari-hari dipanggil Pampam. Pampam lahir Juni 2015. Amelia dan Sandy juga dikaruniai anak kedua: Keira Joycelyn Liao (tiga setengah tahun) yang biasa dipanggil Pimpim.


Sejak anak-anak usia dini, saya dan Sandy sudah membawa Pampam ke Sekolah Minggu, gereja, dan bergabung dengan Domba Kristus. Kami juga sering memperkenalkan dia pada cerita-cerita Alkitab. Tujuannya adalah untuk memberi lingkungan atau atmosfer agar mereka bisa mengenal Kristus. Namun, tiap kali kalau dia kami tanya-tanya untuk mengevaluasi, biasanya jawabnya asal-asalan saja. Kami sempat bertanya-tanya apakah ada gunanya atau tidak memperkenalkan hal-hal spiritual seperti ini kepada anak-anak yang masih demikian muda seperti Pampam.
Tak jarang, Pampam yang usianya lima tahun lebih justru menunjukkan sikap berontak dan sulit mengikuti apa yang kami harapkan. Kami kadang sampai merasa sedang diuji batas-batas kesabaran kami oleh sikap berontaknya.


Namun, kami terus setia membuka ‘jendela-jendela’ kesempatan bagi Pampam untuk mengalami perjumpaan personal dengan Tuhan. Pada rangkaian Jumat Agung dan Paskah yang baru lewat, kami mendampingi Pampam untuk mengikuti KKR anak yang diadakan lewat ‘youtube’. Pembicaranya sama dengan pada acara Pemahaman Alkitab yang sebelumnya juga diikuti Pampam.

Ditengah kotbah, Pampam mulai gelisah. Dia mulai mondar-mandir sambil mengeluh: “Bosan… Panas…” Dia seakan sedang menguji kesabaran kami. Saya dan Sandy saling ‘towel’ untuk mengingatkan agar emosi kami tidak terpancing. Kami terus berdoa dalam hati agar Pampam bisa mengikuti hingga selesai. Hingga pada suatu titik, dia tiba-tiba diam dan duduk dengan tenang. Saat itu kotbah sedang membahas mengapa Tuhan Yesus harus mati disalib. Tuhan Yesus taat sepenuhnya hingga akhir. Kebangkitan-Nya telah membuat kita dimenangkan dari hukuman dosa. Ketaatan Tuhan Yesus inilah yang telah membuat kita juga bisa menang atas kuasa dosa. Setelah KKR selesai, Pampam banyak bertanya-tanya pada Sandy tentang hal-hal yang dia masih kurang jelas, seperti tentang Tuhan Yesus, Roh Kudus, surga, dan lain-lain.

Tak lama kemudian dia bilang, “Pam mau ke kamar dulu. Mau doa sendiri.”
Malamnya, saat kami ngobrol dan berdoa bersama, tiba-tiba Pampam berkata, “Tadi Pam berdoa minta ampun pada Tuhan.” Kami berdua sangat kaget mendengar pengakuannya. Keesokan harinya, ketika dia kami panggil turun dari lantai atas, dia menyahut, “Tunggu sebentar ya. Pam mau doa dulu.” Dan hari-hari setelah itu, sikapnya terus berubah makin baik dan makin baik. Kalau dulu cukup sulit untuk diberitahu ini-itu, sekarang dia sudah jauh berubah dan makin kooperatif. Dia bisa tiba-tiba bilang, “Oke Ma…” Dan dia langsung membereskan mainan yang masih berserakan. Terus bersih-bersih sendiri di kamar mandi sebelum pergi tidur.

Sandy sampai mengungkapkan ketakjubannya atas apa yang sedang terjadi pada hidup Pampam. “Koq bisa ya Tuhan sampai mau mengurusi hal-hal kecil, hingga yang ‘printilan-printilan’, sehingga hidup Pampam bisa mengalami perubahan demikian luar biasa.”

Semua ini bisa terjadi hanya karena anugerah Tuhan semata.

Amelia dan Sandy berkomitmen untuk terus mendampingi Pampam agar relasi personalnya dengan Kristus boleh terus bertumbuh dan membentuk hidup serta masa depannya. Dan pandangan mereka juga mulai dilayangkan pada Pimpim agar dia juga bisa mengalami perjumpaan yang sama dengan Kristus pada saatnya nanti.

Ayo terus kita buka ‘jendela-jendela’ selebar-lebarnya agar anak-anak kita –berapapun usianya – mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk berjumpa dengan Tuhan yang demikian mengasihi mereka.

Kata Yesus: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Markus 10:14)